Sejarah Obat Herbal Indonesia


Catatan sejarah menunjukkan bahwa di wilayah Nusantara dari abad ke 5 sampai abad ke 19, tanaman obat merupakan sarana paling utama bagi masyarakat tradisional kita untuk mengobati penyakit dan memelihara kesehatan.

Kerajaan-kerajaan di wilayah Nusantara seperti Sriwijaya, Majapahit dan Mataram mencapai puncak kejayaan dan menyisakan banyak peninggalan yang dikagumi dunia, yang salah satunya adalah berbagai resep pengobatan dan pemeliharaan kecantikan tradisional dengan menggunakan tanaman sebagai bahan utamanya.

Pengetahuan tanaman obat yang ada di wilayah Nusantara bersumber dari warisan pengetahuan secara turun temurun. Tidak hanya itu, dalam perjalanannya pengetahuan itu semakin diperkaya dengan ilmu pengobatan yang berasal dari Cina dan India. Tak ayal, pengobatan tradisonal Nusantara sangat lah lengkap.

Tumbuhan obat umumnya merupakan tumbuhan hutan yang di alih tempatkan oleh nenek moyang menjadi tanaman pekarangan dan tanaman pinggir kebun, dan secara turun temurun digunakan sebagai obat. Dengan cara itu, secara tidak sadar masyarakat Nusantara sudah memiliki budaya hidup sehat yang tertuang dalam kesehariannya.

Lihat saja pengaplikasian tanaman obat dalam berbagai menu bumbu masakan. Hampir semua menu masakan tradisional mengandung tanaman obat.

Namun dengan masuknya pengobatan modern di Indonesia, yang ditandai dengan didirikannya Sekolah Dokter Jawa (Stovia) di Jakarta tahun 1904, maka secara bertahap dan sistematis penggunaan tanaman obat sebagai obat mulai ditinggalkan.

Sejalan dengan masuknya modernisasi terutama dalam aspek pendidikan maka pola hidup tradisional tererosi. Perubahan yang paling menonjol adalah dalam cara berpakaian dan berkomunikasi dengan tulisan, tetapi juga sangat nyata dalam cara memelihara kesehatan dan pengobatan.

Namun pelestarian warisan leluhur dalam bidang pengobatan tradisional tidaklah mati. Sebagai contoh di Kota Bogor yang letaknya sebelah Barat dan Selatan Kebun Raya Bogor sampai dengan jembatan merah waktu itu sudah ada. Penduduk kota ini memanfaatkan tanaman obat untuk pemeliharaan kesehatan dan pengobatan dalam bentuk obat tradisional terutama ramuan jamu.

Penjual Jamu Tradisional Resep Dari Nenek Moyang

Sebenarnya tidak semua meninggalkan tanaman obat, terdapat beberapa upaya yang dilakukan untuk melestarikan dan memanfaatkan tanaman obat. Upaya untuk melestarikan pengetahuan tanaman obat dan penggunaannya dalam bentuk buku yang lebih berupa dokumentasi, antara lain :
  1. K. Heyne, menulis buku Tanaman Berguna Indonesia
  2. N Kloppenberg - Versteegh, mendata 877 tanaman obat pribumi disertai 1.467 resep pengobatan
  3. Dr. Seno Sastroamidjojo, dengan buku Obat Asli Indonesia mendata obat Indonesia dalam rangka mendukung konsep Indonesia berdikari dalam bidang tanaman obat
  4. Sudarman Mardisiwojo dan Harsono, menulis buku Cabe Puyang Warisan Nenek Moyang, yang menghimpun keterangan tanaman obat Indonesia, cara penggunaannya dan proses pengobatan dengan tanaman obat
  5. Upaya mengembangkan pengetahuan tanaman obat Indonesia dan aplikasinya dalam pengobatan. Beberapa pemerhati, peneliti dan pengobat menulis beberapa buku tentang tanaman obat, antara lain : Prof. HembingWijayakusuma, Dr. Setiawan Dalimartha, G. Kartasapoetra, Thomas A.N.S, dan masih banyak lainnya
Berbagai upaya yang dilakukan untuk mempertahankan warisan pengobatan Nusantara sungguh nyata ada. Dan sampai sekarang mulai banyak bermunculan organisasi-organisasi dengan misi yang sama, termasuk di dalamnya adalah AHN (Asosiasi Herbalis Nusantara). Sekarang masyarakat sudah mempunyai ketertarikan untuk sehat dan bugar dengan ramuan yang berasal dari sumberdaya hayati Nusantara.

Ingin diskusi dan mendapatkan informasi mengenai pengobatan herbal, silahkan gabung di Grup Facebook ini.



Sumber : Modul Pelatihan Herbal - Asosiasi Herbalis Nusantara

Comments